umroh plus aqsho

Awal Cerita: Niat Konten, Bukan Ibadah

Namanya Naya (24), seorang influencer Muslimah asal Bandung. Follower-nya ratusan ribu, kontennya penuh outfit hijab modis, skincare, dan gaya hidup halal.
Ketika Pusat Umroh mengumumkan promo Umroh Plus Aqsho, Naya langsung tertarik — bukan karena niat ibadah, tapi karena ingin bikin konten perjalanan religi yang “berbeda”.

“Guys, bayangin deh, shalat di Masjidil Aqsho, trus view-nya aesthetic banget. Beneran kayak mimpi!” katanya di salah satu Insta Story-nya.

Namun, takdir punya rencana lain.
Perjalanan yang awalnya sekadar proyek konten berubah menjadi perjalanan batin yang mengubah seluruh arah hidupnya.


City Tour Jordan: Filter Pertama yang Runtuh

Begitu mendarat di Amman, Jordan, Naya langsung bekerja.
Tripod, kamera, dan stabilizer tak lepas dari tangannya. Ia semangat bikin vlog:
“Assalamualaikum, teman-teman! Ini hari pertama kita bareng Pusat Umroh, mau ke maqam Nabi Syu’aib عليه السلام, stay tuned yaa~”

Namun saat rombongan tiba di maqam itu, Naya tiba-tiba merasa hening.
Ia melihat jamaah lain berdoa sambil menangis haru, sementara dirinya sibuk mencari cahaya terbaik untuk foto.

Pemandu berucap pelan,
“Teman-teman, di sinilah para nabi berdoa dan memohon petunjuk. Tempat ini bukan sekadar situs sejarah, tapi saksi keikhlasan manusia kepada Allah سبحانه وتعالى.”

Kalimat itu seperti menembus hatinya.
Naya menurunkan kamera, menatap batu tua di depan maqam itu, dan mendadak merasa kecil.
“Selama ini gue nyari angle terbaik buat foto. Tapi… kapan terakhir kali gue nyari angle terbaik buat Allah سبحانه وتعالى?” gumamnya pelan.

Malamnya di hotel, ia memandangi hasil fotonya satu per satu, tapi semuanya terasa kosong.
Untuk pertama kali, Naya tidak posting apa pun hari itu.


City Tour Palestina: Air Mata di Balik Kamera

Hari ketiga, rombongan melanjutkan perjalanan ke Palestina.
Begitu kubah emas Masjidil Aqsho terlihat, Naya spontan meneteskan air mata.
Ia mematikan kameranya, meletakkannya di pangkuan, dan menatap langit.
“Ya Allah, ini tempat yang selama ini cuma gue lihat di berita,” katanya bergetar.

Saat memasuki masjid, ia terisak.
Pemandu berkata, “Inilah kiblat pertama umat Islam. Rasulullah ﷺ pernah shalat di sini sebelum Isra’ Mi’raj.”

Naya sujud lama sekali. Ia tidak lagi memikirkan angle, lighting, atau engagement.
Hanya rasa syukur yang membuncah: “Terima kasih, Ya Allah, Engkau panggil aku ke sini, meski niat awalku salah.”

Selesai shalat, ia duduk di bawah pohon zaitun sambil memandangi kubah emas.
Ia membuka catatan di HP-nya dan menulis:

“Ternyata, bukan kamera yang menangkap keindahan Aqsho. Tapi air mata dan rasa tunduk yang nggak bisa difoto.”


Umroh di Tanah Suci: Dari Filter ke Fitrah

Setelah Palestina, rombongan menuju Makkah.
Di pesawat, Naya menulis caption panjang tapi belum ia unggah:

“Dulu aku sibuk memperindah feed. Sekarang aku cuma pengin memperbaiki hati.”

Begitu tiba di Masjidil Haram, Naya menangis melihat Ka’bah untuk pertama kalinya.
Ia berbisik pelan, “Selama ini aku mengejar views, padahal pandangan-Mu yang paling berharga.”

Saat thawaf, tangannya bergetar. Ia berdoa di depan Ka’bah dengan air mata deras:
“Ya Allah, ampuni aku yang terlalu sibuk memperindah dunia, tapi melupakan-Mu.”

Di Madinah, saat shalat di Raudhah, ia menatap makam Rasulullah ﷺ dan berkata lirih,
“Rasulullah ﷺ, aku malu. Aku pakai hijab untuk gaya, bukan untuk taat. Tapi hari ini aku janji berubah.”


Pulang dengan Hati yang Baru

Setelah perjalanan Umroh Plus Aqsho bersama Pusat Umroh, hidup Naya berubah total.
Ia berhenti membuat konten endorse berlebihan, dan mulai fokus berbagi nilai keislaman yang lebih bermakna.

Follower-nya sempat turun drastis, tapi ia tak peduli.
“Dulu aku takut kehilangan followers. Sekarang aku takut kehilangan arah.”

Konten-kontennya kini lebih sederhana, tanpa filter berlebihan.
Ia sering membuat seri video “Diary Aqsho”, menceritakan pengalaman spiritualnya dengan suara bergetar.
“Teman-teman, kalau kalian niat ikut Umroh Plus Aqsho, jangan cuma buat konten. Datanglah untuk mencari hati kalian yang hilang.”

Suatu hari, dalam salah satu postingannya, ia menulis kalimat yang viral:

“Filter bisa menutupi wajah, tapi nggak bisa menenangkan hati. Aqsho mengajarkanku untuk kembali ke fitrah.”


Kini, setiap kali ada DM masuk dari pengikut yang bilang,
“Kak, aku pengen hijrah juga kayak Kak Naya,”
Ia hanya tersenyum dan menjawab,
“Mulailah dari niat yang benar. Aku dulu niatnya salah, tapi Allah سبحانه وتعالى tetap kasih kesempatan kedua.”

Dan begitulah kisah Naya — seorang influencer yang datang ke Umroh Plus Aqsho demi konten, tapi pulang dengan iman yang tak bisa diganti dengan apa pun di dunia.


✨ Pusat Umroh bukan sekadar penyedia perjalanan religi, tapi jembatan menuju titik balik hidup bagi siapa pun — bahkan bagi generasi yang tumbuh dengan kamera di tangan, tapi akhirnya menemukan arah dengan hati di sujudnya.

No results for "umroh plus aqsho"